Selasa, 10 Maret 2015

Cerpen dan Puisi



JITAKAN PERTAMAMU
                Pada awal bulan Juni adalah musim demam sepak bola, yaitu piala Eropa. Seluruh orang menantikan tim kesayangannya bertanding dan berhasil meraih kemenangan. Even ini sangat meriah karena hanya ada satu kali dalam dua tahun.
            Doni sangat suka dengan namanya sepak bola, dia sangat menantikan even ini. Menurut Doni pengetahuan tentang sepak bola adalah suatu gaya hidup karena Doni menganggap sepak bola adalah olahraga nomor satu di dunia.
            Malam pembukaan piala Eropa pun digelar pada malam Minggu. Doni tidak sabar menantikan pembukaan piala Eropa tersebut, karena Doni menantikan tim kesayangannya bertanding pada malam nanti. Doni menggemari Tim Nasional Italia, karena menurutnya pemain Italia lebih mahir memainkan si kulit bundar di lapangan hijau.
            Malampun tiba, acara pembukaan piala Eropa segera dimulai. Doni bersiap melototi layar kacanya demi menantikan tim kesayangannya bertanding nanti. Pertandingan pun dimulai antara Italia melawan Inggris. Doni sangat betah di depan layar kaca untuk melihat pertandingan itu, karena Doni menunggu adanya gol untuk tim Italia. Wasit meniup tanda berakhirnya pertandingan, Italiapun menang dengan skor 2-1.
            Esoknya Doni berangkat sekolah, Doni tidak siap untuk mencerikan tentang kemenangan tim favoritnya. Sesampai di sekolah doni langsung mengundang teman-temannya satu persatu untuk berkumpul, satu persatu anak melontarkan pendapatnya tak kecuali Doni dan setiap anak saling menceritakan tim favoritnya sendiri-sendiri beserta pemain idolanya. Selang tidak lama Paijo datang, Paijo adalah seorang anak orang kaya yang sangat suka sepak bola dan juga suka taruhan. Paijo sangat terkenal dengan aksi taruhannya, karena Paijo selalu menang dalam taruhannya tersebut. Setelah Paijo merasa sangat ingin menantang Doni untuk taruhan. Kebetulan malam nanti juga ada pertandingan antara Italia melawan German, kedua tim itu adalah jagoan dari Doni dan Paijo.
            Sepulang sekolah Paijo menghadang doni di depan pintu kelasnya, paijo menantang Doni untuk taruhan. Donipun menerima tantangan Paijo dengan taruhannya uang 10.000. kedua anak itupun sepakat dan saling berjabat tangan. Doni sangat percaya diri dan yakin bahwa nanti malam tim Italia menang. Sesampai dirumah Doni pun langsung tidur karena dia tidak mau nanti malam tidak menyaksikan pertandingan tersebut. Malampun tiba Doni bersiap menonton pertandingan tim Italia melawan German. Tepat pukul 21.00 WIB waktunya mata tertuju di layar kaca. Peluit dibunyikan tanda pertandingan dimulai, tiap menitnya hati Doni bergetar melihat pertandingan itu. Doni kecewa karena babak pertama tim Italia tertinggal  1-0 tapi Doni yakin bahwa tim Italia bisa bangkit pada babak ke dua. Ternyata Doni benar, tim Italia mampu membalas dengan 3 gol dan akhirnya tim Italia menang. Malam itu Doni bahagia atas kemenangan tim Italia. Doni berhak menang atas Paijo dan mendapat uang.
            Esoknya Doni datang kesekolah dengan pede,seperti biasanya Doni langsung bergabung dengan teman-temannya dan menceritakan atas kemenangan timnya tadi malam yang membawa kemenangan pula atas dirinya dengan Paijo. Sesaat Doni bercerita, Paijo pun datang dan membayar atas kekalahannya. Paijo pun kesal atas kekalahannya kepada Doni, kemudian Paijo kembali menantang Doni untuk kembali taruhan. Kebetulan juga malam nanti partai final antara Italia melawan Spanyol. Doni dengan penuh percaya diri berani menerima tantangan tersebut, tetapi taruhannya kepada Paijo ditambah menjadi 20.000. Paijo percaya diri bahwa dia akan menang kali ini.
            Malampun tiba, mala mini adalah partai final yang ditunggu-tunggu oleh semua orang tak terkuali Doni. Saat pertandingan dimulai Doni merasa kecewa atas menurunnya peforma tim Italia, dan akhirnya Italia dikalahkan oleh Spanyol dengan skor 4-1. Itu artinya Doni harus kalah taruhan, Doni juga kecewa timnya tidak bisa meraih juara. Doni merasa tidak tenang malam itu karena dia tidak mempunyai uang yang cukup untuk membayar Paijo besok,Doni hanya mempunyai uang 15.000. serasa Doni tidak ingin berangkat sekolah besok karena malu.
            Esoknya Doni berangkat sekolah agak telat karena dia takut bertemu dengan Paijo, tetapi tetap saja Paijo menunggu Doni di depan pintu kelasnya. Dengan raut muka takut Doni membayarkan uang.
            “Ini Jo aku bayar 15.000” Doni dengan takutnya
            “Kamu lupa dengan taruhan kita?” Paijo dengan membentak
            “Iya aku ingat, tapi aku hanya mempunyai uang segitu”  kata Doni
            “kalau begitu eemmm….” Paijo mencari ide
            “Kalau begitu sebagai gantinya kamu harus menjitak kepala Dina” kata Paijo
            “Tapi Jo tapi…..” Doni bingung. Karena terpaksa Doni mau menuruti Paijo.
            Dina adalah gadis cantik sekelas Doni, Dina sangat tidak suka terhadap anak yang suka menggoda atau mengganggunya alias galak. Doni takut untuk menjitak Dina karena Doni takut Dina marah besar. Beberapa kali Doni memberanikan diri untuk menjitak Dina tetapi akhirnya tidak berani juga.
            Hari itu jam pelajaran Matematika ada ulangan, saat itu Dina tidak belajar dan dia kebingungan. Dina teringat kepada Doni, karena Doni Pintar dalam Matematika. Dina mendengar berita tentang Doni yang kalah taruhan, akhirnya Dina mempunyai suatu ide, Dina akan barter kepada Doni. Saat Doni masuk kelas Dina mendekati Doni di depan kelas.
“Don, kamu kalah taruhan ya? Aku dengar juga kamu di suruh Paijo untuk menjitak kepalaku?” Kata Tukiem.
“Iya, tapi aku takut menjitakmu” Raut muka Doni yang lesu
“Begini Don, gimana kalau kita bekerjasama saja?” Dina menawari Doni
“Kerjasama gimana?” Tanya Doni
“Kamu boleh menjitakku sekenceng atau sebanyak mungkin, asalkan kamu mau mencontoki aku nanti saat ulangan Matematika” Kata Dina
“Okelah kalau begitu aku setuju” Kata Doni
Sepulang sekolah Paijo menagih kepada Doni untuk menjitak Dina di depan kelas. Doni memulai sandiwaranya dengan Dina, Doni mendekati Paijo untuk bersiap menjitak Dina saat di depannya. Doni member kode kepada Dina agar lewat di depannya,saat Dina datang Doni menghadang Dina dan berkata
“Berhenti dulu Din!” sambil matanya berkedip memberi kode
“Cepat dong jitak dia!!!” Paijo dengan membentak
Donipun langsung menjitak Dina pada saat itu juga. Setelah Paijo puas melihat itu, akhirnya Paijo pergi. Doni mendekati Dina dan Doni meminta maaf kepada Dina.
            Malam harinya Doni terus kepikiran dengan Dina, begitu pula dengan Dina. Doni pun SMS Dina, mereka saling berbalas SMS. Paginya saat di sekolah tidak biasanya Doni tidak berkumpul dengan teman-temannya, tetapi Doni langsung mendekati Dina dan mereka saling bercerita. Dina menjadi tidak galak lagi terhadap Doni. Pualng sekolah pun mereka pulang bersama.
            Hari demi hari dilewati, Doni dan Dina semakin dekat.  Akhirnya merekapun berpacaran. Semua itu berawal dari taruhan.





Unsur Instrinsik Cerpen
1. Judul                : Jitakan Pertama
2. Tema               : Percintaan
3. Alur                  : Maju
4. Latar                :
-Tempat
Sekolah di kelas. BUKTI :
#Sesampai di sekolah doni langsung mengundang teman-temannya satu persatu untuk berkumpul
# Sepulang sekolah Paijo menghadang doni di depan pintu kelasnya
-Waktu
Malam dan pagi hari. BUKTI :
#. Malampun tiba Doni bersiap menonton pertandingan tim Italia melawan German
# Esoknya Doni berangkat sekolah, Doni tidak siap untuk mencerikan tentang kemenangan tim favoritnya
-Suasana
Senang, tegang, khawatir, bingung, kecewa, sedih




5. Amanat                     : Jangan meremehkan suatu hal yang kecil, yang
  mungkin nantinya menyangkut dirimu
6. Karakter                     :
                                       Doni>> Baik hati, penakut
                                       Dina>> Baik hati, galak, suka menolong
                                       Paijo>> Galak, sombong, memaksa
7. Sudut pandang        : Orang pertama pelaku utama






Jitakan Pertama


Jitakan pertamamu terasa membekas
Membekas di hati
Membekas di memori

Setiap rasa sakit di kepalaku
Mengingatkanku pada dirimu
Yang membuat rasa sakit ini

Bekas yang membiru
Membenjol di kepala
Membuat aku takan lupa denganmu

Jitakan pertamamu
Sangat membekas di hati ini
Walaupun hari-hari dilalui
Tetapi rasa ini masih ada

 
KARYA RESTU PURBANTORO

1 komentar: